Barong Landung adalah satu wujud susuhunan yg berwujud manusia tinggi mencapai 3 meter. Barong Landung tidak sama dengan barong ket yg sudah dikomersialisasikan. Barong Landung lebih sakral dan diyakini kekuatannya sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan umat. Barong Landung banyak dijumpai disekitar Bali Selatan, spt Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan.
Story of Barong Landung dimulai saat abad VI dimana Raja Bali saat itu adalah Sri Jaya Kesunu yg memiliki seorang istri dan anak Mayadenawa. Raja Jaya Kesunu memiliki beberapa orang penasehat kerajaan diantaranya adalah Empu Liem sbg penasehat spiritual dan satu lagi orang chinese sebagai penasehat ekonomi. Satu hari, permaisuri wafat yg mengakibatkan Jaya Kesunu sangat sedih hatinya. Beliau murung terus dan kerajaan jadi terbengkalai. Akhirnya Mayadenawa dinobatkan sebagai Raja Bali menggantikan ayahnya Jaya Kesunu. Untuk menghilangkan kesedihan Jaya Kesunu, penasehat kemudian benisiatif menjodohkan salah seorang putri saudagar cina bernama Kang Che We sbg istri kedua Jaya Kesunu. Melihat kecantikan Kang Che We, Jaya Kesunu pun jatuh hati dan menikahinya. Sejak itu Jaya Kesunu kembali terlihat gembira dan ceria. Tapi apa lacur, keinginan Jaya Kesunu utk mendapat anak dari Kang Che We tidak terkabul karena sang putri Kang mandul.
Karena cintanya pada Putri Kang, Jaya Kesunu memerintahkan Empu Liem membuat satu tarian sbg lambang dari dirinya dgn putri Kang. Oleh Mpu Liem, dibuatkanlah 2 patung besar yg bisa ditarikan menyerupai bentuk manusia. Yg satu berwajah laki-laki dengan karakter wajah lokal berwarna hitam sbg lambang dari Jaya Kesunu. Satu lagi adalah perempuan berwajah putih dgn muka cemberut tapi memancarkan sinar keibuan sbg lambang putri Kang. Keduanya kemudian disebut Barong Landung (landung=tinggi). Sampai sekarang, karakter barong landung adalah sama, yg laki2 hitam dan yg perempuan putih. Ini adalah bukti bahwa pernah terjadi perkawinan antara raja Bali dgn putri China. Kalau sekarang ada orang Bali menikah dgn yg keturunan China itu wajar. Cuman saya lihat kok jarang ada yah….ga tau kenapa. Belum jodoh kali yah……
Story of Barong Landung dimulai saat abad VI dimana Raja Bali saat itu adalah Sri Jaya Kesunu yg memiliki seorang istri dan anak Mayadenawa. Raja Jaya Kesunu memiliki beberapa orang penasehat kerajaan diantaranya adalah Empu Liem sbg penasehat spiritual dan satu lagi orang chinese sebagai penasehat ekonomi. Satu hari, permaisuri wafat yg mengakibatkan Jaya Kesunu sangat sedih hatinya. Beliau murung terus dan kerajaan jadi terbengkalai. Akhirnya Mayadenawa dinobatkan sebagai Raja Bali menggantikan ayahnya Jaya Kesunu. Untuk menghilangkan kesedihan Jaya Kesunu, penasehat kemudian benisiatif menjodohkan salah seorang putri saudagar cina bernama Kang Che We sbg istri kedua Jaya Kesunu. Melihat kecantikan Kang Che We, Jaya Kesunu pun jatuh hati dan menikahinya. Sejak itu Jaya Kesunu kembali terlihat gembira dan ceria. Tapi apa lacur, keinginan Jaya Kesunu utk mendapat anak dari Kang Che We tidak terkabul karena sang putri Kang mandul.
Karena cintanya pada Putri Kang, Jaya Kesunu memerintahkan Empu Liem membuat satu tarian sbg lambang dari dirinya dgn putri Kang. Oleh Mpu Liem, dibuatkanlah 2 patung besar yg bisa ditarikan menyerupai bentuk manusia. Yg satu berwajah laki-laki dengan karakter wajah lokal berwarna hitam sbg lambang dari Jaya Kesunu. Satu lagi adalah perempuan berwajah putih dgn muka cemberut tapi memancarkan sinar keibuan sbg lambang putri Kang. Keduanya kemudian disebut Barong Landung (landung=tinggi). Sampai sekarang, karakter barong landung adalah sama, yg laki2 hitam dan yg perempuan putih. Ini adalah bukti bahwa pernah terjadi perkawinan antara raja Bali dgn putri China. Kalau sekarang ada orang Bali menikah dgn yg keturunan China itu wajar. Cuman saya lihat kok jarang ada yah….ga tau kenapa. Belum jodoh kali yah……
1 komentar:
wah,,, ternyata bali emang plural sekali yaw ded.
pantesan dibali banyak orang asing.
menyenangkan
Posting Komentar